Menjelang keberangkatan kami ke Jeddah, kami diasramakam di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Kebetulan saya satu kamar dengan Pak Boiman, Pak Rizal, Pak Djaelani, Pak Saeran, Pak Maksum, Pak Abu Darda, Pak Murhani dan Pak Bajuri.
Mungkin sedang sial atau bisa jadi ujian kesabaran pertama untuk Pak Bajuri.
Karena terlalu berhati hati, Pak Bajuri sengaja memberi kunci pengaman untuk tas tentengnya. Biar aman pikirnya dan gak ada yang bisa mengambil harta karun yang tersimpan didalam tas hijau-nya.
Awalnya saya nggak terlalu memperhatikan aktivitas Pak Bajuri ini, sedari tadi Pak Bajuri memegang megang tas tenteng hijau-nya, sambil tangannya merogoh-rogoh kedalam tas itu mencari sesuatu.
Karena dari tadi yang dirogoh itu nggak ketemu ketemu,
Pak Maksum menanyakan ke Pak Bajuri "Kinging nopo to Pak.." (Ada apa to Pak?)
"Tas kulo niki pun kulo gembok... ning...kulo lali, kuncine ketinggalan teng lebet tas"
(Tas ini sudah saya gembok..tapi saya lupa, ternyata kunci gemboknya tertinggal di dalam tas..)
"Lha niki sek ngrogoh kunci..."
Saya mulai 'ngeh' sedikit geli... Oooaalllaaahhhh... Pak Bajuri... kok nggak bilang dari tadi...
Akhirnya saya berusaha membantu Beliau mencari kunci gembok didalam tas yang terkunci. Untungnya masih ada sedikit resleting yg terbuka walau sempit tetapi tanganku bisa dipaksa masuk.
Sambil senyum-senyum saya merogoh dan mengeluarkan beberapa barang kecil yang bisa dikeluarkan dari resleting yg sedikit terbuka. Setelah beberapa barang kecil bisa dikeluarkan akhirnya "teng..tong" saya memegang sebuah benda kecil yang sepertinya kunci.
Alhamdulillah... benar... kunci gemboknya ketemu. Walaupun untuk mengeluarkannya tetap membutuhkan perjuangan... Tapi akhirnya tas tentang Pak Bajuri bisa kembali dibuka... he he he...
"Maturnuwun nggih Mas Arif..." Kata Pak Bajuri yang sudah kelihatan sangat leugggaaaaa...
"Akibat terlalu hati hati...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar