Suatu hari aku menghadiri
acara pertemuan Wali Santri Kelas IX di SMP IT Ihsanul Fikri Pabelan Magelang.
Dan tanpa sengaja saya duduk disebelah seorang Bapak yang belum aku kenal...
Kami kemudian ngobrol
"bla bla bla bla" dan singkat cerita si Bapak itu ternyata adalah
ayah dari santri putri yang bernama Dista.
Si Bapak itu cerita kalau
anaknya yang bernama Dista itu sering menceritakan Farah
si"Putri Kecilku"
Saat itu aku belum tahu
seberapa dekat hubungan Dista dengan "Putri Kecilku"
Beberapa bulan kemudian saya sempat melihat lagi si Bapak itu pada saat acara
Wisuda SMP IT Ihsanul Fikri, acara wisuda putri-putri kami
"Farah dan Dista", sayangnya saya tidak sempat bertegur sapa.
Sekitar satu bulan setelah wisuda saya dikagetkan dengan sebuah berita
kecelakaan sepeda motor yang menyebabkan meninggalnya pengendara motor
tersebut. Dan ternyata dia adalah Dista.
Ya.... Dista!!!.
Dista yang masih sangat muda sekarang telah tiada.
Ingatan saya langsung
tertuju pada si Bapak itu.
Ufh...!
Kemarin, sekitar enam bulan setelah meninggalnya Dista aku iseng membaca
Blog "Putri Kecilku" dan ternyata "Putri Kecilku"
menulis sesuatu tentang teman-nya yang bernama Dista.
Dari tulisan itu aku jadi tahu ternyata Dista bagi "Putri
Kecilku" bukan sekedar teman biasa tapi lebih dari itu Dista adalah teman sejati "Putri
Kecilku"
Dista adalah
sahabat "Putri Kecilku" yang kini telah ada dalam rengkuhan
kasih sayang NYA.
Ya Allah... jadikanlah persabatan mereka yang tulus karenaMU menjadi
wasilah mereka berkumpul di Surga MU. Amin. Amin. Amin.
Mohon ijin ya Mbak Farah.... Bapak Copy Paste Suratmu Untuk Dista di Blog Bapak :
Dear Dista
Sudah lama ya sejak kita
sering ngobrol ngobrol bareng, marahan nggak jelas, nggrundelin orang bersama
sama, ribut mempermasalahkan lagu korea sama lagu barat yang mana yang lebih
bagus, atau ngrungkel bersama, atau ketawa kayak orang gila.. udah kerasanya
lama banget semenjak nggak ada kamu.
Dear
Dista
Aku bersyukur pernah
ketemu sama makhluk macam kamu. Kamu yang nggak mau ngalah tapi pengertian,
kamu yang sok kepo tapi baik bingit, kamu yang bawel tapi perhatian. Kamu
yang peduli sama aku. Aku bersyukur kita diberi anugrah dan
kesempatan buat hidup bersama. Menghirup udara sambil ketawa. Menatap
langit sambil berharap. Merasakan angin sambil menguntai makna.
Dear Dista
Kamu masih ingat kamu kasih aku kado kotak pensil pas ulang tahunku yang ke empat belas? Kamu kasih kotak pensil ke aku karena kamu tahu aku nggak pernah bawa kotak pensil ke kelas. Kamu masih ingat fotoku yang kamu simpen di dompet? Kamu masih ingat tulisan yang aku kasih ke kamu terus kamu simpan rapat rapat di kotak pensil mu yang unyu itu? Kamu masih ingat Aku kan Dis?
Dear Dista
Hal yang paling Aku takutin saat ini adalah kehilangan orang yang tulus sayang sama aku. Dan kamu melakukannya. Aku kehilangan kamu tanpa aku sangka dan aku kira sebelumnya. Aku kangen banget sama kamu. Kapan kita bisa ketemu lagi?
Dear Dista
Selama ini aku sering ngejek kamu cengeng setiap aku mergokin kamu nangis waktu nonton film sedih-sedih. Sekarang kamu boleh ngejekin aku cengeng sepuasmu, karena sekarang aku nangis karena kamu. Aku kangen benget sama kamu. Kapan kita bisa ketemu lagi?
Dear Dista
Besok tanggal 30 Juni akan aku titipkan salammu buat seluruh teman baru kita di SMA. Aku mau bilang kalau harusnya ada anak hebat dan pintar yang sekolah di sana. Namanya Dista. Dia baik dan nggak sombong. Sedih ya kita nggak bisa sekolah sama sama lagi? Aku kangen banget sama kamu. Kapan kita bisa ketemu lagi?
Dear Dista
Aku percaya yang terjadi sama kamu sekarang atau kapanpun itu, adalah rencana terindah untuk kamu dan kita dari Allah.
Dear Dista
Jangan kemana-mana ya? Disini aja. Aku masih kangen.
Sayang Kamu Selalu,
Farah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar