Kamis, 13 Maret 2014

Mencintai Makhluk adalah AKIBAT

Assalamu’alaikum wr. wb. 
Bagaimana cara menghilangkan cinta pada makhluk yang sudah mengakar selama 27 tahun, padahal saya tahu itu termasuk hubbuddunya.
Wassalamualaikum wr. wb.
08564623xxxx

Jawab :
Tinggal membalik saja, dengan cara lebih mencintai Allah dan RasulNya, 
agar cintamu pada makhluk hanya sebagai akibat cintamu pada Allah dan RasulNya
Bukan sebaliknya. 
Lihatlah makhluk itu dengan memandang apa yang tersembunyi dibaliknya, 
maka dibalik makhluk itu ada Asma-asmaNya, dan Sifat-SifatNya. 
Lalu posisi makhluk itu menyertai anda, bukan anda menyertainya.
SufiNews.Com

Kamis, 06 Maret 2014

KEMULIAAN

Sulthanul Auliya’ Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily mengatakan: 
Allah SWT. Berfirman: 
“Hanya bagi Allahlah kemuliaan, dan bagi Rasul-Nya 
serta  bagi sekalian orang-orang yang beriman.”



Kemuliaan orang yang beriman adalah pencegahan Allah terhadap dirinya untuk menghamba kepada hawa nafsu, syetan dan dunia  atau segala yang ada di jagad ini baik yang ghaib maupun yang tampak, baik itu dunia maupun akhirat.

Ya Rabb bimbing kami dan keluarga kami dari menuhankan hawa nafsu kami. Amin.

Senin, 03 Maret 2014

Sorak Bergembira

Darimana datangnya gembira? Pada apa kita gembira? Dalam kondisi dan situasi seperti apa? Kemana ”gembira” itu pulang dan pergi?

Rupanya kegembiraan kita tidak pernah lama. Dalam 24 jam, manusia bergembira rata-rata tidak lebih dari 1 jam. Selebihnya bergulat dengan aktivitas, atau menyelesaikan problema hidup dengan segala permasalahannya, atau ada yang berpenat diri dalam beribadah.
Banyak orang bergembira ketika harapannya tiba. Banyak orang bergembira jika nikmat dan karunia datang tiba-tiba. Banyak orang bergembira jika musuhnya kalah dan celaka. Banyak orang bergembira ketika ia lepas dari derita.

Namun tidak banyak yang gembira pada Sang Pencipta kegembiraan. Sedikit yang gembira pada Sang Pemberi nikmat dan anugerah. Sedikit yang gembira ketika beraktivitas, berproblema, beristirahat, karena menyongsong HadirNya.
Betapa banyak kita lalu terjebak pada indahnya wujud nikmat dan anugerah, lalu kita lalai pada Sang Empunya anugerah dan rahmat.
Dalam Al-Qur’an digambarkan, ”Wajah-wajah mereka hari itu penuh dengan keceriaan, memandang Wajah Tuhannya....”.  
Tentulah, bagi kita hari ini, adalah wajah-wajah hati kita di dunia, senantiasa menghadap kepadaNya, memandangNya, pastilah dengan kebahagiaan dan kegembiraan jiwa.


(Al Hikam)